JAKARTA — Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada Senin malam, 7 April 2025, mendapat sambutan hangat dari Partai Golkar. Pertemuan dua tokoh sentral politik nasional itu disebut membawa angin segar dan energi positif dalam menjaga harmoni politik serta stabilitas nasional pasca-Pemilu 2024.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, menyebut pertemuan tersebut sebagai simbol keteduhan politik yang patut diapresiasi. Menurutnya, pertemuan antarelite bangsa di tengah perbedaan sikap dan pilihan politik merupakan bentuk kedewasaan demokrasi Indonesia.
“Setiap silaturahmi akan memberikan energi positif. Silaturahmi elite akan membawa keteduhan dan keharmonisan di masyarakat,” ujar Sarmuji.
Sebagai Ketua Fraksi Golkar DPR RI, Sarmuji menegaskan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Megawati tak bisa dilepaskan dari semangat menjaga kepentingan nasional. Meski berbeda pilihan dalam Pemilu 2024, keduanya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
“Sebagai tokoh bangsa, titik temunya adalah kepentingan bangsa. Jadi, perbedaan apa pun, beda perspektif seperti apa pun itu, asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara, pasti ada titik temunya,” lanjut Sarmuji.
Silaturahmi di Momentum Idulfitri
Pertemuan bersejarah tersebut berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, dan dilakukan dalam suasana Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah. Prabowo hadir tidak sendiri, melainkan didampingi jajaran elite Partai Gerindra seperti Sekjen Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum Sugiono, dan Prasetyo Hadi. Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya juga turut serta dalam kunjungan tersebut.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan pertemuan tersebut sebagai bagian dari tradisi silaturahmi lebaran.
“Semalam ini memang ada pertemuan silaturahmi antara Pak Prabowo dan Ibu Megawati di kediaman Ibu Megawati di (Jalan) Teuku Umar. Pertemuan silaturahmi dalam rangka Hari Raya Idul Fitri,” ungkap Dasco saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (8/4/2025).
Sinyal Politik Pasca-Pilpres
Pertemuan ini menjadi momentum penting mengingat hubungan politik antara Prabowo dan Megawati sempat menjadi sorotan sejak Pilpres 2024. PDI Perjuangan, yang saat itu mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, belum secara eksplisit menyatakan bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran, meskipun sejumlah sinyal rekonsiliasi politik mulai tampak.
Sejumlah pengamat politik menilai pertemuan ini sebagai pintu masuk bagi komunikasi intensif antara dua kekuatan politik besar di Indonesia. Tidak hanya berpotensi mencairkan ketegangan pasca-Pemilu, tetapi juga membuka kemungkinan konsolidasi nasional demi menghadapi tantangan pemerintahan lima tahun ke depan.
Hubungan Personal yang Terjaga
Meski secara politik sempat berada di kubu yang berbeda, hubungan personal antara Prabowo dan Megawati tampaknya tetap hangat. Sebelumnya, anak Prabowo, Didit Hediprasetyo, diketahui berkunjung ke kediaman Megawati saat Idulfitri. Bahkan Megawati sempat mengirim minyak gosok kepada Presiden Prabowo, sementara pada ulang tahun Megawati, Prabowo membalasnya dengan kiriman bunga anggrek.
Hubungan yang terjalin secara personal ini dinilai sebagai jembatan penting dalam membangun komunikasi politik yang lebih produktif dan kondusif.
Golkar Dorong Politik Kebersamaan
Partai Golkar sendiri menegaskan pentingnya semangat kebersamaan dalam membangun bangsa. Menurut Sarmuji, silaturahmi antar-pemimpin bangsa adalah cerminan politik sehat yang harus terus dikembangkan demi menjaga stabilitas nasional.
“Golkar selalu mendorong komunikasi antarpartai dan elite politik untuk menghindari polarisasi. Kita butuh politik yang menenangkan, bukan politik yang membelah,” tandas Sarmuji.
Golkar menilai bahwa langkah Prabowo untuk bersilaturahmi dengan Megawati merupakan contoh nyata dari upaya menjahit kembali kebersamaan nasional usai kontestasi politik. Hal ini sejalan dengan semangat rekonsiliasi dan gotong royong yang selama ini menjadi bagian penting dalam sistem demokrasi Indonesia.
Menuju Pemerintahan Prabowo-Gibran
Dengan pertemuan ini, publik menanti kelanjutan dari komunikasi politik antara PDI Perjuangan dan pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan dilantik secara resmi pada 20 Oktober 2025. Banyak pihak berharap, dialog yang terbuka dan inklusif dapat menciptakan pemerintahan yang solid dan inklusif dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan nasional.
Pertemuan Prabowo-Megawati juga dipandang sebagai simbol penting bahwa kepentingan bangsa harus selalu di atas segala perbedaan politik. Dalam konteks ini, peran partai-partai besar seperti Golkar, PDI-P, dan Gerindra menjadi kunci dalam menjaga kesinambungan demokrasi dan pembangunan di Indonesia.