JAKARTA - Mendorong efisiensi distribusi nasional kini menjadi fokus penting di sektor logistik, terutama ketika biaya dan waktu pengiriman semakin menjadi faktor penentu daya saing industri.
Dalam dinamika tersebut, moda kereta api kembali mendapat sorotan sebagai opsi yang paling rasional untuk jarak menengah hingga panjang. Perspektif ini menguat seiring meningkatnya kebutuhan pengiriman besar dalam tempo yang cepat dan aman.
KAI Logistik memandang kereta api bukan hanya moda alternatif, tetapi sebagai penggerak utama sistem distribusi nasional. Keunggulan ekonomis, kapasitas besar, serta manfaat lingkungan menjadi kombinasi kuat yang membuat kereta api semakin relevan dalam rantai logistik modern.
Keunggulan Ekonomis Pengiriman Menggunakan Kereta Api
Direktur Utama KAI Logistik, Fredi Firmansyah, menegaskan bahwa efisiensi operasional kereta api tidak tertandingi untuk pengiriman di rentang 750–1.500 km.
“Biaya operasi ton per km dengan kereta api lebih rendah untuk jarak menengah-panjang, jaminan keamanan dan keselamatan, perjalanan terjadwal dan tepat waktu serta kapasitas angkut yang besar,” ujarnya dalam Forum Logistik Indonesia 2025.
Kereta api mampu mengangkut hingga 1.080 ton dalam satu rangkaian. Angka itu setara 60 truk berkapasitas 20 ton, sehingga pelaku usaha yang bergantung pada pengiriman massal dapat menghemat biaya secara signifikan.
Penghematan ini terutama dirasakan oleh pelaku industri manufaktur, agrikultur, dan logistik yang membutuhkan stabilitas dan ketepatan waktu.
Selain itu, sistem perjalanan yang terjadwal membuat risiko keterlambatan jauh lebih kecil dibanding transportasi darat beroda, yang sering terhambat kondisi lalu lintas atau cuaca.
Manfaat Lingkungan: Emisi Lebih Rendah hingga 70 Persen
Salah satu alasan kereta api mendapat dukungan kuat adalah kontribusinya pada penurunan emisi. Menurut Fredi, moda ini mampu mereduksi emisi hingga 70 persen dibandingkan angkutan darat berbasis truk.
Dengan target Indonesia untuk terus menurunkan jejak karbon, kereta api menjadi pilihan yang paling sejalan dengan kebijakan nasional maupun komitmen global.
Efisiensi energi yang jauh lebih baik dari kendaraan bermotor menjadikan kereta api sebagai moda yang ramah lingkungan. Dukungan terhadap transportasi beremisi rendah juga membuka peluang bagi berbagai industri untuk mengurangi biaya kompensasi karbon mereka di masa depan.
Dampak Kebijakan ODOL dan Pengalihan Pengiriman
Tahun 2027 diperkirakan menjadi titik penting dengan diberlakukannya kebijakan Over Dimension Over Load (ODOL). Regulasi ini akan mendorong pembatasan truk berlebihan muatan, yang selama ini menjadi penyebab kerusakan jalan dan kecelakaan transportasi.
Menurut Fredi, kebijakan ODOL justru berpotensi mengalihkan sekitar 4,7 juta ton logistik ke kereta api. “Kesiapan kereta api dalam peralihan dari moda truk menjadi kunci untuk menjaga kelancaran distribusi nasional pasca implementasi ODOL,” tegasnya.
Dengan pengalihan ini, pangsa pasar kereta api berpotensi meningkat hingga 1,33 persen, sebuah lompatan yang cukup besar mengingat distribusi nasional masih didominasi moda truk.
Untuk menghadapi perubahan ini, KAI Logistik terus memperkuat jaringan layanan dan mengoptimalkan infrastruktur agar mampu mengakomodasi lonjakan permintaan.
Integrasi dengan Pelabuhan Utama Memperkuat Rantai Logistik
KAI Logistik telah terhubung dengan beberapa pelabuhan utama seperti:
Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta)
Pelabuhan Tanjung Mas (Semarang)
Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya)
Koneksi strategis ini memungkinkan integrasi layanan antara kereta api, truk, dan kapal laut, sehingga pengiriman barang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien. Integrasi multimoda ini juga mengurangi waktu tunggu bongkar muat serta memperpendek jarak tempuh darat.
Di tengah meningkatnya volume pengiriman, konektivitas pelabuhan menjadi tulang punggung yang memastikan bahwa alur logistik berjalan tanpa hambatan berarti.
Karakteristik Layanan KAI Logistik yang Diunggulkan
Fredi menekankan bahwa layanan berbasis kereta api memiliki beberapa karakteristik unik yang tidak dimiliki moda transportasi lain. Beberapa keunggulan itu meliputi:
Perjalanan terjadwal dan tepat waktu, mengurangi ketidakpastian.
Efisiensi energi dan biaya pada pengiriman jarak menengah-panjang.
Standar keselamatan tinggi, mengurangi risiko kerusakan barang.
Sistem pelacakan 24 jam, memungkinkan monitoring real time.
Perlindungan asuransi, yang memastikan keamanan setiap pengiriman.
Dengan kombinasi fitur tersebut, kereta api menjadi moda logistik yang mengandalkan kepastian dan efisiensi, dua faktor yang sangat dibutuhkan industri modern.
Komitmen Memperkuat Jaringan Distribusi Nasional
Fredi menutup pemaparannya dengan menegaskan bahwa kereta api adalah moda masa depan untuk jaringan distribusi nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan. “KAI Logistik berkomitmen untuk terus memperkuat peran ini melalui inovasi dan kolaborasi di seluruh rantai pasok,” ujarnya.
Dengan berbagai keunggulan ekonomis, dampak positif lingkungan, serta kesiapan menghadapi kebijakan ODOL, moda kereta api berpotensi menjadi tulang punggung logistik Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.