Bisakah Pria 21 Tahun Masih Tumbuh Tinggi? Fakta Ilmiahnya

Jumat, 21 November 2025 | 10:30:30 WIB
Bisakah Pria 21 Tahun Masih Tumbuh Tinggi? Fakta Ilmiahnya

JAKARTA - Perdebatan soal tinggi badan selalu menarik untuk dibahas, terutama di kalangan laki-laki muda yang merasa masa pertumbuhannya belum selesai. 

Tidak sedikit yang berharap tubuhnya masih bisa bertambah tinggi meski usia sudah masuk kepala dua. Fenomena ini memunculkan satu pertanyaan besar: apakah laki-laki umur 21 tahun masih bisa tumbuh lebih tinggi?

Di tengah berbagai narasi tentang latihan, suplemen, hingga pola hidup untuk menambah tinggi, jawaban ilmiah sering kali tidak sesederhana yang dibayangkan. 

Ada banyak faktor yang bekerja di balik layar — mulai dari genetik, hormon, nutrisi, hingga kondisi kesehatan tertentu. Artikel ini mencoba menguraikan hal tersebut dengan sudut pandang yang lebih luas, tanpa mengubah isi dan penjelasan ilmiah yang sudah ada dalam sumber aslinya.

Pertanyaan Umum: Apakah Masih Bisa Tinggi di Usia 21 Tahun?

Banyak laki-laki bertanya-tanya apakah tinggi badan masih bisa bertambah setelah usia 21 tahun. Wajar jika muncul rasa penasaran, apalagi ketika melihat teman sebaya tampak lebih tinggi atau mengalami perubahan tubuh di awal 20-an.

Secara umum, pertumbuhan tinggi badan memang melambat drastis menjelang umur 18 hingga 20 tahun. Namun, jawabannya tidak sesederhana itu. 

Tinggi badan ditentukan oleh kombinasi genetik dan lingkungan, di mana faktor genetik menyumbang hingga 80 hingga 90 persen variasi tinggi seseorang. Artinya, riwayat tinggi keluarga memengaruhi hasil akhir, seperti dikutip dari Health pada Selasa, 19 November 2025.

Sebagian besar laki-laki mencapai tinggi dewasa saat memasuki usia sekitar 18 tahun. Meski begitu, beberapa masih bisa mengalami pertumbuhan hingga usia 20 tahun, bahkan awal 20-an dalam kasus tertentu. Hal ini berkaitan erat dengan waktu penutupan lempeng pertumbuhan (growth plate) pada tulang panjang.

Selama growth plate belum menutup, tubuh masih berpeluang tumbuh lebih tinggi. Sebaliknya, jika lempeng ini sudah menyatu, pertumbuhan berhenti total. Biasanya, penutupan terjadi antara usia 14 hingga 19 tahun, tetapi bisa berbeda pada tiap individu. Karena variasi inilah sebagian kecil laki-laki masih mungkin bertambah tinggi hingga usia 21 tahun, meski pertambahannya sangat kecil dan tidak signifikan.

Faktor Genetik dan Lingkungan yang Menentukan Tinggi Badan

Pertumbuhan laki-laki merupakan hasil interaksi antara genetik dan berbagai faktor lingkungan, mulai dari riwayat keluarga hingga kualitas hidup.

1. Sifat poligenik

Tinggi badan dipengaruhi oleh banyak gen dari kedua orang tua. Penelitian menunjukkan bahwa genetika menjadi faktor terbesar yang membentuk perbedaan tinggi, sekitar 80 hingga 90 persen.

2. Nutrisi

Faktor terbesar kedua setelah genetika adalah nutrisi. Kekurangan gizi pada masa kecil atau saat kehamilan dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan tinggi badan lebih pendek dari potensi maksimal.

3. Kualitas tidur

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur pada masa pubertas mungkin memengaruhi tinggi badan secara keseluruhan. Meski begitu, bukti ilmiahnya masih beragam.

4. Penggunaan obat-obatan

Obat stimulan untuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dapat memperlambat pertumbuhan di awal. Namun, dampaknya terhadap tinggi akhir masih belum sepenuhnya jelas.

5. Status ekonomi

Anak dari keluarga dengan ekonomi lebih mapan cenderung memiliki akses nutrisi yang lebih baik, sehingga mendukung pertumbuhan optimal.

Kondisi Kesehatan yang Mempengaruhi Tinggi Badan

Selain faktor umum di atas, ada pula kondisi medis tertentu yang bisa mengubah tinggi akhir seseorang — baik membuatnya lebih tinggi maupun lebih pendek.

1. Kondisi genetik

Beberapa kondisi genetik seperti Marfan syndrome dapat membuat seseorang lebih tinggi. Sebaliknya, Down syndrome dan Turner syndrome dapat menyebabkan postur lebih pendek.

2. Gangguan endokrin

Ketidakseimbangan hormon seperti hipotiroidisme atau hipopituitarisme dapat menghambat pertumbuhan karena produksi hormon pertumbuhan berkurang.

3. Penyakit kronis

Penyakit jantung, kanker, atau artritis dapat meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan.

4. Skeletal dysplasia

Kelompok penyakit yang memengaruhi pembentukan tulang dan sendi, termasuk kifosis atau stenosis tulang belakang, dapat menurunkan tinggi badan.

5. Pubertas dini

Pubertas yang datang terlalu cepat (sebelum 9 tahun) menyebabkan pertumbuhan cepat di awal masa pubertas, tetapi akhirnya pertumbuhan melambat sehingga tinggi dewasa bisa lebih pendek.

Bagaimana Pertumbuhan Berlanjut Setelah Usia 18 Tahun?

Laki-laki pada umumnya berhenti tumbuh antara usia 14 hingga 19 tahun. Namun, beberapa kondisi memungkinkan pertumbuhan berlanjut hingga 20-an.

Beberapa penyebabnya yaitu:

Keterlambatan penutupan growth plate. Terjadi pada individu dengan defisiensi aromatase, zat yang membantu pembentukan hormon estrogen yang berperan penting dalam pertumbuhan tulang laki-laki.

Gigantisme. Dipicu oleh produksi hormon pertumbuhan berlebih, membuat penderita terus bertambah tinggi hingga sekitar usia 23 tahun.

Hemokromatosis. Kondisi genetik yang menyebabkan penumpukan zat besi dan dapat menambah pertumbuhan pada sebagian kasus.

Akromegali. Kondisi langka ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon pertumbuhan berlebih sehingga jaringan dan tulang terus membesar.

Pada akhirnya, meski laki-laki usia 21 tahun masih mungkin bertambah tinggi, peluangnya kecil. Faktor terbesar tetaplah genetik dan apakah lempeng pertumbuhan sudah menutup.

Di usia ini, fokus pada postur tubuh, olahraga, nutrisi, serta gaya hidup sehat jauh lebih realistis dibanding berharap pertumbuhan tinggi yang drastis.

Terkini