Kolaborasi Jerman-Indonesia Dorong Pendapatan Petani Naik

Sabtu, 22 November 2025 | 09:39:52 WIB
Kolaborasi Jerman-Indonesia Dorong Pendapatan Petani Naik

JAKARTA - Sektor pertanian terus menjadi penopang utama perekonomian nasional. 

Perkembangan teknologi, termasuk penggunaan drone, riset benih unggul, dan panduan budidaya modern, dinilai menjadi kunci percepatan produksi pangan.

Deputi Bidang Koordinasi Usaha dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Widiastuti, menegaskan, “Yang kita harapkan bukan hanya swasembada, tetapi juga kedaulatan pangan. Dengan stok beras yang kuat, teknologi yang berkembang, dan kolaborasi erat, Indonesia bisa lebih maju di sektor pertanian.”

Kebutuhan akan ketahanan pangan mendorong pemerintah mendorong inovasi dan kolaborasi internasional. Hal ini menjadi fondasi penting agar petani lokal dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga lingkungan.

Proyek GRASS: Menguatkan Petani Swadaya

Salah satu inisiatif yang berjalan sukses adalah proyek Greening Agricultural Smallholder Supply Chains (GRASS). Proyek ini dijalankan oleh GIZ Indonesia dan didanai Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

Di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, GRASS telah berjalan selama tiga tahun, memperkuat ketahanan petani swadaya. 

Program ini merupakan kelanjutan proyek Sustainable Agricultural Supply Chains in Indonesia (SASCI) tahun 2020–2022, dan menjadi bagian dari kemitraan enam tahun (2020–2025) antara GIZ dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian.

Fokus utama GRASS adalah meningkatkan ketahanan petani di tengah perubahan iklim dan krisis global. Program ini mendorong praktik pertanian berkelanjutan, seperti permakultur dan agroforestri, yang dapat menjaga kesuburan tanah, konservasi air, serta mendukung keanekaragaman hayati.

Peningkatan Pendapatan dan Akses Pasar

Selain praktik pertanian berkelanjutan, GRASS menekankan pentingnya akses pasar, sistem penyuluhan, dan teknologi digital. Selama tiga tahun terakhir, program ini telah melatih 1.100 petani swadaya.

Hasilnya signifikan: pendapatan 600 rumah tangga meningkat hingga rata-rata 15%. Lebih dari 500 petani juga menerima bantuan teknis untuk menerapkan praktik pertanian tangguh iklim. Hal ini membuktikan bahwa pemberdayaan melalui pelatihan dan teknologi dapat langsung berdampak pada kesejahteraan petani.

Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma Kementerian Pertanian, Baginda Siagian, menegaskan, “Praktik pertanian berkelanjutan dan terdiversifikasi GRASS mendukung pengembangan perkebunan yang tangguh iklim di Indonesia.”

Kolaborasi Internasional dan Dampak Positif

Kolaborasi ini menegaskan peran kerja sama internasional dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Perwakilan BMZ di Kedutaan Besar Jerman, Angelika Stauder, menekankan bahwa GRASS merupakan dukungan Jerman bagi upaya Indonesia membangun pertanian yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Country Director GIZ Indonesia, Hans-Ludwig Bruns, menyoroti keberhasilan tiga tahun terakhir sebagai hasil kolaborasi yang solid. “Pemberdayaan petani swadaya bukan hanya meningkatkan pendapatan, tapi juga mendukung ketahanan iklim dan perlindungan biodiversitas,” jelasnya.

Melalui praktik berkelanjutan, petani mampu meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga lingkungan. Penggunaan teknologi, diversifikasi tanaman, dan akses pasar menjadi kombinasi strategis yang membawa keuntungan ekonomi sekaligus ekologi.

Menuju Ketahanan Pangan dan Kedaulatan

Proyek GRASS menunjukkan bahwa penguatan petani swadaya dapat dilakukan melalui pelatihan, teknologi, dan kolaborasi internasional. Program ini bukan hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga mempersiapkan Indonesia menghadapi tantangan pangan global.

Dengan dukungan teknologi dan praktik pertanian ramah lingkungan, petani lokal mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dan lebih kompetitif di pasar. Dampaknya terasa mulai dari peningkatan pendapatan keluarga hingga ketahanan pangan regional.

Kolaborasi Indonesia dan Jerman dalam GRASS menjadi contoh nyata bagaimana kemitraan internasional dapat mempercepat pembangunan sektor pertanian yang tangguh, berkelanjutan, dan berorientasi pada kesejahteraan petani.

Terkini