Pergeseran Pasar Otomotif RI dari LCGC ke LCEV

Sabtu, 22 November 2025 | 11:10:47 WIB
Pergeseran Pasar Otomotif RI dari LCGC ke LCEV

JAKARTA - Perubahan lanskap industri otomotif Indonesia beberapa tahun terakhir menunjukkan dinamika yang cukup signifikan. 

Setelah lebih dari satu dekade pasar Low Cost Green Car (LCGC) mendominasi permintaan masyarakat, tren tersebut kini mulai meredup. Pergeseran ini diprediksi terus berlanjut, terutama menuju kendaraan listrik berbiaya terjangkau atau Low Cost EV (LCEV).

Pakar Otomotif Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menilai pergeseran tersebut merupakan fenomena struktural yang akan berlanjut dalam beberapa tahun mendatang. Menurutnya, posisi strategis LCGC di pasar urban perlahan akan diambil alih oleh model-model LCEV yang semakin banyak hadir di pasar domestik.

LCGC Mulai Kehilangan Pamor di Pasar Domestik

Yannes mengungkapkan bahwa penurunan penjualan LCGC bukan lagi sekadar fluktuasi pasar, melainkan pertanda jelas bahwa konsumen sudah berubah. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan pasar LCGC turun 34,8 persen pada periode Januari–Oktober dibanding tahun sebelumnya, hanya mencatat 97.556 unit.

Pada segmen wholesales, pasar LCGC bahkan mencatat penurunan signifikan, dengan pesanan tahun 2024 yang hanya berada di angka 49.583 unit. Penurunan ini memperlihatkan bahwa daya tarik LCGC sebagai mobil termurah kini tak lagi cukup bagi konsumen.

Yannes menyebut, produsen otomotif tidak bisa lagi bertahan di zona nyaman. Konsumen muda kini lebih fokus pada nilai jangka panjang, efisiensi biaya operasional, dan kehadiran teknologi dalam kendaraan.

Low Cost EV Diprediksi Ambil Alih Pasar Urban

Dominasi LCGC semakin tergerus oleh masuknya gelombang besar kendaraan listrik murah asal China. Kehadiran jenama tersebut membuat pasar semakin kompetitif, khususnya di area urban seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, hingga Makassar.

Yannes menilai, mobil listrik berbiaya rendah kini menjadi pilihan yang lebih masuk akal bagi kelas menengah. Bukan hanya soal harga, tetapi juga citra modern, biaya operasional lebih murah, dan teknologi yang lebih relevan dengan kebutuhan mobilitas hari ini.

“Tren penurunan LCGC tidak bisa lagi dibaca hanya sebagai fluktuasi siklus pasar, tetapi sinyal kuat bergesernya aspirasi kelas menengah,” ujarnya.

Jika rentang harga LCEV tetap stabil, Yannes memperkirakan model-model tersebut akan menjadi pilihan utama konsumen urban, meski pergeserannya terjadi secara bertahap, tidak sekaligus.

Kondisi Penjualan Mobil Nasional Tetap Tumbuh

Meski pasar LCGC menurun, secara keseluruhan penjualan kendaraan nasional masih menunjukkan tren positif. Data Gaikindo mencatat segmen wholesales mencapai 74.020 unit, meningkat 19,23 persen dari bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap kendaraan baru tetap tinggi, hanya saja preferensinya telah bergeser.

Perubahan ini menjadi sinyal penting bagi produsen: konsumen Indonesia kini menilai kendaraan bukan lagi dari harganya yang paling murah, tetapi dari nilai terbaik yang mereka dapatkan.

Terkini