Percepatan Infrastruktur Batang Dorong Pariwisata dan Mobilitas 2026

Sabtu, 22 November 2025 | 11:11:34 WIB
Percepatan Infrastruktur Batang Dorong Pariwisata dan Mobilitas 2026

JAKARTA - Upaya percepatan pembangunan infrastruktur kembali menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. 

Melalui penguatan anggaran daerah dan program kerja cepat, pemerintah mendorong peningkatan fasilitas jalan dan jembatan di sejumlah titik strategis. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menyambut lonjakan arus kendaraan, tetapi juga memperkuat potensi sektor pariwisata dan perekonomian masyarakat.

Kepala Bidang Prasarana Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Batang, Endro Suryono, menyampaikan bahwa berbagai pengerjaan infrastruktur tersebut akan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II. 

Percepatan ini dianggap penting untuk menjaga agar mobilitas masyarakat tetap lancar saat memasuki musim liburan.

“Ya, kami berupaya melakukan percepatan program pembangunan daerah baik perbaikan jembatan maupun jalan,” katanya.

Gerak Cepat Perbaikan Jalan untuk Kelancaran Arus Libur Akhir Tahun

Menurut Endro, pihaknya telah menyiapkan langkah gerak cepat untuk perbaikan jalan-jalan yang mengalami kerusakan. Salah satu program unggulan adalah penyelesaian perbaikan jalan berlubang yang ditargetkan rampung dalam waktu 24 jam.

Program ini ditujukan untuk meminimalkan potensi kemacetan dan risiko kecelakaan yang mungkin meningkat menjelang musim liburan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya volume kendaraan yang melintas di wilayah Batang, terutama dari wisatawan yang menuju daerah Dieng, Pantai Jodo, dan beberapa destinasi lokal lainnya.

“Kami konsentrasi untuk melakukan perbaikan di jalan kabupaten dengan kondisi masih mantap sepanjang sekitar 450 kilometer. Perbaikan jalan dengan kondisi masih mantap sudah kami lakukan dan dilanjutkan jika masih ada jalan berlubang,” ujarnya.

Selain perbaikan jalan yang bersifat mendesak, Pemkab Batang juga melanjutkan beberapa proyek infrastruktur penting. Beberapa di antaranya adalah pembangunan Jalan RE Martadinata, Jalan Yos Sudarso, dan Jalan Patimura dengan total nilai sekitar Rp1 miliar.

Pembangunan Jembatan Baru untuk Mendukung Konektivitas

Selain peningkatan jalan, sejumlah proyek jembatan juga disiapkan untuk mendukung konektivitas antardaerah. Salah satu proyek yang mendapat perhatian adalah pembangunan Jembatan Kali Belo senilai Rp9 miliar. 

Proyek ini dijadwalkan masuk tahap lelang pada Desember 2025, kemudian dikontrak pada Januari 2026, dan ditargetkan selesai pada Juni 2025.

Endro menegaskan bahwa keberadaan jembatan tersebut akan memberikan dampak signifikan untuk kelancaran akses masyarakat. Baik untuk aktivitas harian maupun untuk mendorong arus wisatawan yang akan berkunjung ke beberapa destinasi Batang.

Namun, ia juga mengakui bahwa kebijakan efisiensi anggaran menjadi salah satu hambatan dalam mempercepat realisasi sejumlah pembangunan. Menurutnya, beberapa proyek masih menunggu ketersediaan anggaran tambahan agar dapat dilanjutkan sesuai rencana.

“Hanya saja dengan adanya kebijakan efisiensi maka hal itu masih menjadi hambatan proses pembangunan infrastruktur ini. Kami sebenarnya berharap adanya bantuan keuangan untuk finishing jalan Gerlang menuju Dieng senilai sekitar Rp6 miliar,” katanya.

Finishing jalan Gerlang menuju Dieng menjadi penting untuk melengkapi jalur wisata yang sering dilalui wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan akses yang lebih baik, Pemkab Batang berharap potensi kunjungan wisata semakin meningkat.

Proyek Unggulan Terdampak Efisiensi Anggaran

Sejumlah proyek yang sebelumnya digadang sebagai program unggulan juga ikut terdampak kebijakan efisiensi. Hal ini terutama berlaku pada pembangunan jembatan yang dinilai memiliki fungsi strategis bagi masyarakat serta sektor pariwisata.

Salah satu proyek yang tertunda adalah Jembatan Leses yang menghubungkan jalur menuju Pantai Jodo Gringsing. Proyek senilai Rp4 miliar ini belum dapat direalisasikan karena penyesuaian anggaran transfer ke daerah (TKD) pada 2026.

“Jembatan Leses ini belum bisa direalisasikan karena adanya kebijakan efisiensi. Padahal jembatan ini memiliki kondisi strategis karena sebagai akses pariwisata ke Pantai Jodo dan akses menuju sub tempat pelelangan ikan (TPI), dan pertanian,” ujarnya.

Keberadaan jembatan tersebut dinilai cukup penting karena menopang aktivitas ekonomi masyarakat setempat. Selain wisata, akses transportasi menuju TPI serta lahan pertanian sangat bergantung pada infrastruktur tersebut. Tanpa pembangunan tersebut, mobilitas masyarakat masih terganggu dan belum sepenuhnya optimal.

Peningkatan Akses Demi Majunya Pariwisata dan Ekonomi Lokal

Upaya percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan Pemkab Batang mencerminkan fokus pemerintah daerah dalam memperkuat ekosistem pariwisata yang terus berkembang. Daerah ini memiliki sejumlah destinasi yang tengah naik daun, sehingga kebutuhan akses yang memadai menjadi semakin mendesak.

Selain itu, perbaikan jalan dan jembatan juga membantu mempercepat aliran distribusi barang. Mobilitas pedagang, wisatawan, hingga masyarakat umum menjadi lebih lancar dengan tersedianya fasilitas yang memadai. Dampaknya tentu berdampak langsung pada peningkatan perekonomian lokal.

Meskipun sejumlah proyek harus menunggu penguatan anggaran, Pemkab Batang tetap menargetkan agar pembangunan dapat berjalan secara bertahap. Terlebih lagi, percepatan infrastruktur menjelang Natal dan Tahun Baru menjadi kunci untuk mendukung kenyamanan pengguna jalan.

Terkini