Harga Minyak Stabil di Tengah Sanksi dan Konflik Rusia Ukraina

Rabu, 17 September 2025 | 11:33:46 WIB
Harga Minyak Stabil di Tengah Sanksi dan Konflik Rusia Ukraina

JAKARTA - Pergerakan harga minyak mentah di pasar global pada perdagangan pagi ini menunjukkan tren nyaris datar. Situasi ini mencerminkan tarik-menarik antara ketegangan geopolitik yang meningkat dan kondisi fundamental pasar yang dinilai tidak terlalu mendukung.

Menurut catatan ahli komoditas ING, Ewa Manthey dan Warren Patterson, pasar minyak saat ini berada dalam posisi menunggu. Para pelaku pasar lebih memilih menahan langkah sambil menantikan perkembangan terkait sanksi baru yang kemungkinan dijatuhkan oleh Barat terhadap pasokan minyak Rusia.

Potensi Sanksi Baru dari Barat

Ekspektasi surplus pasokan menjadi salah satu faktor yang membayangi harga minyak. Namun, kabar mengenai kemungkinan adanya paket pembatasan baru dari Uni Eropa kembali memberikan tekanan psikologis ke pasar.

“Para pelaku pasar sedang menunggu perkembangan lebih lanjut mengenai potensi sanksi Barat lebih lanjut terhadap pasokan Rusia di tengah ekspektasi surplus pasokan yang mengintai.

Ada saran bahwa Uni Eropa sedang mempertimbangkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan di India dan China yang memungkinkan perdagangan minyak Rusia sebagai bagian dari paket pembatasan baru yang akan datang,” jelas Manthey dan Patterson.

Jika rencana tersebut benar-benar diwujudkan, maka dampaknya tidak hanya akan dirasakan Rusia, tetapi juga perusahaan mitra dagang dari negara-negara Asia, terutama India dan China, yang selama ini menjadi pintu ekspor penting bagi minyak Rusia.

Latar Belakang Konflik Rusia-Ukraina

Isu sanksi ini tidak dapat dipisahkan dari perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina. Sejak invasi pada 2022, energi menjadi salah satu senjata politik utama dalam pertarungan antara Rusia dan Barat. Embargo, sanksi, hingga pembatasan ekspor-impor minyak dan gas sudah beberapa kali diberlakukan.

Namun, Rusia tetap menemukan jalur baru untuk menyalurkan minyak mentahnya, terutama melalui negara-negara Asia. India dan China menjadi konsumen besar minyak Rusia dengan harga diskon, sehingga membantu Moskow menjaga stabilitas ekspor di tengah tekanan global.

Kondisi inilah yang membuat Barat semakin tegas untuk menekan setiap celah perdagangan yang masih ada. Dengan mempertimbangkan sanksi terhadap perusahaan India dan China, Uni Eropa berusaha mempersempit jalur distribusi Rusia agar pendapatan negara itu dari minyak semakin tertekan.

Muatan Minyak di Pelabuhan Primorsk Kembali Berjalan

Di tengah isu sanksi, ada perkembangan lain yang juga memengaruhi sentimen pasar. Muatan minyak di Pelabuhan Primorsk Rusia telah kembali dilanjutkan setelah sebelumnya sempat terhenti akibat serangan drone Ukraina pada Jumat lalu.

Insiden tersebut menunjukkan rapuhnya infrastruktur energi Rusia di tengah perang. Primorsk adalah salah satu pelabuhan ekspor minyak utama Rusia di Laut Baltik, sehingga setiap gangguan operasional berpotensi mengganggu pasokan global.

Kendati demikian, fakta bahwa operasional dapat segera dipulihkan membuat pasar menilai dampaknya tidak terlalu signifikan dalam jangka pendek. Sebaliknya, ketegangan geopolitik yang tercermin dari serangan ini tetap menambah faktor risiko terhadap stabilitas pasokan energi dunia.

Antara Geopolitik dan Fundamental Pasar

Harga minyak yang nyaris datar mencerminkan dua kekuatan utama yang saling tarik-menarik:

Ketegangan geopolitik yang berpotensi memangkas pasokan.

Fundamental pasar yang menunjukkan adanya surplus dan lemahnya permintaan.

Di satu sisi, konflik Rusia-Ukraina dan kemungkinan sanksi baru dari Uni Eropa menambah ketidakpastian. Namun di sisi lain, data pasar global menunjukkan bahwa permintaan energi belum terlalu kuat, sementara produksi dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, relatif stabil.

Kondisi ini membuat investor bersikap hati-hati. Mereka tidak ingin terlalu agresif membeli minyak di tengah potensi pelemahan permintaan, tetapi juga tidak berani melepas posisi secara besar-besaran karena risiko geopolitik bisa sewaktu-waktu mengerek harga naik.

Dampak Terhadap Pasar Global

Stabilitas harga minyak sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi global. Harga minyak yang terlalu tinggi akan menambah tekanan inflasi di banyak negara, sementara harga yang terlalu rendah bisa mengganggu kestabilan ekonomi negara produsen.

Dalam konteks saat ini, harga yang datar menunjukkan pasar sedang berada dalam fase menunggu kejelasan arah. Jika sanksi baru Uni Eropa benar-benar diterapkan, kemungkinan besar harga minyak akan kembali naik karena pasokan global tertekan. Sebaliknya, jika permintaan global melemah lebih cepat daripada perkiraan, harga bisa turun meski ketegangan geopolitik meningkat.

Harga Minyak Stabil di Tengah Sanksi dan Konflik Rusia Ukraina

Ke depan, pasar akan terus mencermati beberapa faktor kunci:

Keputusan Uni Eropa terkait sanksi tambahan pada Rusia dan perusahaan mitra dagang di Asia.

Perkembangan konflik Rusia-Ukraina, terutama serangan terhadap infrastruktur energi strategis.

Data permintaan energi global, khususnya dari negara konsumen terbesar seperti China, India, dan Amerika Serikat.

Bagi investor, situasi ini berarti volatilitas harga minyak kemungkinan tetap tinggi. Tidak ada kepastian arah jangka panjang sebelum ada perkembangan konkret baik dari sisi geopolitik maupun fundamental permintaan.

Terkini

Lionel Messi Cetak Gol Ke-880, Inter Miami Bangkit

Rabu, 17 September 2025 | 16:23:31 WIB

Asus ProArt P16 Hadir dengan Layar Sentuh OLED Lumina Pro

Rabu, 17 September 2025 | 16:23:29 WIB

Acer Aspire Go 14 AI Laptop Ringkas untuk Pelajar Modern

Rabu, 17 September 2025 | 16:23:28 WIB

Acer Swift Air 16 Laptop AI Tipis untuk Profesional Modern

Rabu, 17 September 2025 | 16:23:27 WIB

Rating Arsenal vs Athletic Club, Martinelli Jadi Pahlawan

Rabu, 17 September 2025 | 16:22:54 WIB