BMKG

Prakiraan BMKG Soal Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

Prakiraan BMKG Soal Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Prakiraan BMKG Soal Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

JAKARTA - Fenomena cuaca ekstrem kembali menjadi perhatian utama di sejumlah wilayah Indonesia. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan terbaru mengenai potensi hujan lebat serta angin kencang yang diperkirakan terjadi pada 22–23 November 2025. 

Setelah beberapa hari sebelumnya Jabodetabek, Jawa Timur, Aceh, dan NTB diguyur hujan intensitas tinggi, BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada menghadapi cuaca yang semakin tidak menentu.

Dalam laporan resminya, BMKG menjelaskan bahwa peningkatan curah hujan pada periode tersebut terjadi akibat kombinasi berbagai fenomena atmosfer skala global, regional, dan lokal. 

Kondisi ini membuat awan-awan hujan terbentuk lebih masif, khususnya di wilayah barat dan timur Indonesia yang rentan terhadap pengaruh perubahan dinamika atmosfer.

Fenomena Global yang Memengaruhi Cuaca Ekstrem

BMKG memaparkan bahwa beberapa faktor global menjadi pemicu meningkatnya intensitas hujan. Pertama, Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada fase negatif dengan nilai yang signifikan, sehingga mendorong terbentuknya awan hujan lebih banyak di wilayah barat Indonesia.

Selain itu, kondisi La Niña lemah yang ditandai dengan indeks Nino 3.4 sebesar -0.95 serta Southern Oscillation Index (SOI) di angka +15.9 turut memperbesar peluang hujan, terutama di Indonesia bagian timur.

Tidak hanya itu, indeks WNPMI yang berada pada level signifikan juga memperkuat suplai uap air yang membentuk awan-awan hujan. Kombinasi faktor-faktor tersebut berdampak pada potensi cuaca basah yang berlangsung hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Dampak Gelombang Atmosfer dan Siklon Tropis FINA

Selain faktor global, sejumlah fenomena atmosfer regional seperti Madden–Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Gelombang Rossby turut menambah curah hujan di berbagai daerah. Ketiga gelombang atmosfer ini dikenal mampu memicu peningkatan awan konvektif yang menghasilkan hujan intens.

Di sisi lain, keberadaan Siklon Tropis FINA di selatan Pulau Tanimbar juga memberikan pengaruh cukup signifikan. Dengan kecepatan angin mencapai 60 knot dan tekanan 979 hPa, siklon ini diprediksi menguat dan bergerak menjauhi Indonesia. 

Meski begitu, siklon tersebut tetap memberikan dampak berupa penarikan massa udara yang sedikit menurunkan intensitas hujan di wilayah NTT, serta memicu gelombang tinggi hingga 4 meter di Laut Arafura bagian barat dan tengah.

Dengan situasi atmosfer seperti ini, BMKG mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan longsor.

Daerah Potensi Hujan Lebat 22 November 2025

Pada Sabtu, 22 November 2025, sejumlah wilayah diperkirakan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Wilayah tersebut meliputi Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Bali, NTB, serta sebagian besar wilayah Kalimantan dan Sulawesi.

Selain itu, beberapa provinsi terpantau berpotensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara. Bahkan, wilayah Aceh masuk kategori hujan sangat lebat hingga ekstrem, sehingga perlu kewaspadaan lebih tinggi.

Untuk potensi angin kencang, daerah yang perlu waspada meliputi Kepulauan Bangka Belitung, Papua, Papua Barat, dan Sumatera Utara.

Daerah Potensi Hujan Lebat 23 November 2025

Memasuki Minggu, 23 November 2025, wilayah hujan masih cukup luas. Hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Bali, NTB, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, serta sejumlah wilayah Sulawesi dan Papua.

Sementara itu, hujan lebat hingga sangat lebat diprediksi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Pada hari tersebut tidak ada wilayah yang masuk kategori hujan ekstrem.

Untuk angin kencang, BMKG menyebutkan bahwa tidak ada wilayah yang masuk daftar potensi angin kencang pada 23 November 2025.

Dengan kondisi cuaca yang masih labil dan curah hujan yang terus meningkat, BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca harian. Kewaspadaan menjadi kunci untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi yang sering terjadi selama musim hujan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index